Tuesday, August 3, 2010

leukimia

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.

Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.

  • Penyakit Leukemia Akut dan Kronis


  • Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.

  • Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel


  • Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.

    Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type sebutan;
    1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
    2. Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
    3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
    4. Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.

  • Penyebab Penyakit Leukemia


  • Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.
    1. Radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

    2. Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.

    3. Herediter. Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.

    4. Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

  • Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia


  • Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
    1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).

    2. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).

    3. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.

    4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.

    5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.

    6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.

    7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

  • Diagnosa Penyakit Leukemia (Kanker Darah)


  • Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ; Biopsy, Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan, magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture.

  • Penanganan dan Pengobatan Leukemia


  • Penanganan kasus penyakit Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan dan pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah ini:

    1. Chemotherapy/intrathecal medications
    2. Therapy Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
    3. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
    4. Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
    5. Transfusi sel darah merah atau platelet.

    Sistem Therapi yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara Chemotherapy (kemoterapi) dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensive.
    Leukimia bagai pembunuh berdarah dingin. Tanpa pengobatan sebulan setelah didiagnosis, maka penderita leukemia akan meregang nyawa. Karena sel darah putih rusak sehingga gagal menjaga kekebalan tubuh.
    Leukimia yang dalam bahasa yunani berarti darah putih merupakan salah satutipe kanker yang menyerang sel darah putih. Pembelahan sel darah putih yang tidak terkendali menjadi pertanda leukemia. Dampaknya     kadar hemoglobin  alias  sel  darah    merah  anjlok   dibawah       kisaran      normal, 10 – 12 mg/dl.
    Padahal sel darah merah adalah gerbong kereta yang mengangkut karbondioksida dari sekujur tubuh ke paru – paru untuk dibersihkan. Bila pasokan oksigen berkurang, penderita leukemia merasa lemas, sulit bernapas, denyut jantung meningkat dan pucat.
    Sel darah putih yang tidak terkendali menjadi abnormal, tidak berfungsi dan kemudian menjadi kanker. gen pembawa kanker di kromosom sel terdapat di hampir semua manusia. kekebalan tubuh yang prima menjadi benteng utama mencegah timbulnya kanker.
    Namun, adanya zat karsinogen “membangunkan” sel kanker yang tertidur menjadi sel ganas. sel – sel kanker tesebut terbangun dari tidurnya karena dipicu oleh makanan berkadar lemak tinggi, rokok, stress, keletihan fisik, pencemaran lingkungan, dan faktor keturunan. Prevalensi leukimia mencapai 1 – 2 orang per 100.000 penduduk.
    kanker darah ini dapat dihambat pertumbuhannya dengan Typhonium Plus ( yang didalamnya terkandung extract keladi tikus dan extract herbal lain yang terbukti ampuh menghambat pertumbuhan kanker ). Kemampuan Typhonium Plus dalam menghambat pertumbuhan sel kanker karena didalamnya terkandung senyawa golongan steroid,kuinon, dan triterpenoid yang mana mempunyai aktivitas anti bakteri dan anti virus.

    makanan penting bagi penderita diabetes

    Kencing manis | Predikat brokoli sebagai superfood sepertinya tidak perlu diragukan lagi. Begitu banyak riset yang menunjukkan betapa makanan alami ini kaya akan zat-zat yang berfaedah bagi kesehatan.
    Sebuah penelitian terbaru di Inggris mengindikasikan brokoli memiliki zat penting yang mampu memperbaiki dan mengembalikan fungsi pembuluh darah yang rusak akibat kencing manis atau diabetes. Peneliti dari Universitas Warwick meyakini, zat yang bernama sulforaphane ini, memiliki peran besar dalam memulihkan kembali pembuluh darah.
    Seperti dimuat di Jurnal Diabetes, sulforaphane mampu merangsang produksi enzim-enzim  yang dapat melindungi pembuluh darah dan menurunkan molekul-molekul yang menyebabkan kerusakan sel-sel secara signifikan. Sayuran-sayuran jenis brassica seperti brokoli sebelumnya memang berkaitan dengan rendahnya risiko serangan jantung dan stroke.
    Orang yang mengidap kencing manis – diabetes tercatat memiliki risiko lebih besar hingga lima kali lipat mengidap penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung dan stroke; yang keduanya juga berkaitan dengan kerusakan sel-sel pembuluh darah.
    Dalam risetnya, tim dari Universitas Warwick, menguji pengaruh  sulforaphane dalam sel-sel pembuluh darah yang rusak akibat tingginya kadar gula darah (hiperglikemia), yang berkaitan erat dengan diabetes.
    Mereka mencatat adanya 73 persen reduksi molekul tubuh yang disebut Reactive Oxygen Species (ROS). Hiperglikemia dapat menyebabkan kadar ROS meningkat tiga kali lipat dan tingginya kadar molekul ini bisa merusak sel-sel tubuh. Peneliti juga menemukan bahwa sulforaphane mengaktivasi sejenis protein dalam tubuh yang disebut  nrf2, yang dapat melindungi sel-sel dan jaringan dari kerusakan dengan cara mengaktivasi antioksidan dan enzim-enzim detoksifikasi.
    “Riset kami mengindikasikan bahwa zat seperti sulforaphane dalam brokoli dapat membantu menghadang proses yang berhubungan dengan perkembangan penyakit pembuluh darah dalam diabetes. Ke depan, penting artinya untuk menggelar penelitian untuk menguji apakah mengonsumsi sayuran brassica memberikan faedah bagi pasien diabetik.  Kami berharap itu akan terjadi,” ujar pimpinan riset, Professor Paul Thornalley.

    kisah salah ambil bayi di RS

    Dua tahun lalu, Dimas Aliprandi dan Elton Plaster masih belum saling mengenal. Namun, kedua pria di Brazil itu akhirnya sadar bahwa mereka, secara tidak sengaja, tertukar orang tua lebih dari 20 tahun lalu. Dengan kata lain, berkat keteledoran pihak rumah sakit, orang tua Dimas dan Elton saat itu salah mengambil bayi.  Penemuan fakta yang mengejutkan itu tidak membuat Dimas dan Elton menjadi bermusuhan. Sebaliknya, kedua pria itu menjalin hubungan yang sangat erat dengan melibatkan keluarga masing-masing.
    Sama-sama berusia 25 tahun, Dimas dan Elton kini tinggal dan bekerja di daerah yang sama. Mereka pun sama-sama membantu orang tua masing-masing mengelola perkebunan sayur dan kopi di Brazil bagian tenggara.
    Perasaan aneh pertama kali menimpa Dimas. Dia merasa janggal dengan keempat saudara perempuannya.
    "Ada sesuatu yang berbeda," kata Dimas saat dihubungi kantor berita Associated Press lewat telepon. "Saya berambut pirang dan bermata biru, sementara saudara-saudara kandung saya berambut dan bermata hitam," lanjut Dimas.
    Dia pun merasa punya ciri-ciri khas seperti imigran asal Jerman, sementara semua saudara kandung dan orang tuanya berdarah Italia. "Maka, ada yang tidak beres," kata Dimas.
    Saat berusia 14 tahun, Dimas merasa kian curiga akan asal-usul dirinya ketika mentonton suatu siaran berita di televisi bahwa ada kasus bayi-bayi tertukar di rumah sakit. Gara-gara keteledoran pihak rumah sakit, orang tua salah memulangkan bayi yang mereka kira adalah anak kandung.
    "Saya waktu itu bilang ke ayah mengenai kecurigaan itu dan saya ingin melakukan uji DNA. Namun biayanya saat itu sangat mahal," kata Dimas.
    Uji DNA baru dilakukan Dimas sepuluh tahun kemudian. Dalam suatu tes Desember 2008, kecurigaan Dimas akhirnya jadi kenyataan. Orang tua yang membesarkan dia selama ini ternyata bukanlah ayah dan ibu kandung.
    Orang tua Dimas, Antonio dan Zilda Aliprandi, pun terkejut melihat hasil tes itu. Awalnya, mereka berusaha tidak percaya. Namun, pada akhirnya, mereka sepakat untuk membantu Dimas mencari orang tua dia yang sebenarnya.
    Penelusuran dimulai di Rumah Sakit (RS) Madre Regina Protmann, tempat Dimas lahir. "Saya menunjukkan pihak rumah sakit hasil tes DNA dan mengatakan bahwa mereka saat itu memberi bayi yang salah kepada orang tua yang selama ini membesarkan saya," kata Dimas.
    Pihak RS pun merasa skeptis dan meminta Dimas kembali menjalani tes DNA. Tiga bulan kemudian, tes kedua kembali dijalani Dimas dan hasilnya pun sama dengan yang pertama.
    Tak bisa lagi mengelak, pihak RS kemudian menelusuri arsip kelahiran. Menurut penemuan mereka, ada seorang bayi laki-kali yang lahir pada tanggal yang sama dengan kelahiran Dimas.
    Bayi itu bernama Elton Plaster dan kini berusia sama dengan Dimas. Maka berangkatlah mereka ke tempat tinggal Elton bersama kedua orang tuanya yang terletak di desa Santa Maria de Jetiba. Desa itu berjarak 45 km dari rumah Dimas di Joao Neiva.
    Atas permintaan Dimas dan kedua orang tua asuhnya, keluarga Plaster pun sepakat melakukan tes DNA kepada Elton. Hasilnya sungguh menakjubkan.
    "Mereka [keluarga Plaster] menyadari bahwa Elton adalah putra biologis dari pria dan perempuan, yang selama 24 tahun saya panggil Ibu dan Ayah," kata Dimas. "Sementara itu, Elton juga baru tahu bahwa pasangan yang selama ini dia anggap sebagai orang tua kandung ternyata merupakan ayah dan ibu saya," lanjut Dimas.

    Namun penemuan yang mengejutkan itu tidak menimbulkan prahara. Bahkan, Dimas dan Elton beserta masing-masing orang tua mereka kini menjalin hubungan yang akrab.

    "Malahan, ini membuat dua keluarga jadi bersatu," kata Dimas. "Elton dan saya ingin tetap tinggal dengan orang tua yang masing-masing telah membesarkan kami. Namun, kami berdua juga ingin tinggal berdekatan dengan orang tua biologis masing-masing. Kami ingin memperbesar keluarga," lanjut Dimas.
    Maka, sekitar setahun yang lalu, Dimas dan kedua orang tua yang mengasuhnya menerima tawaran dari keluarga Plaster untuk pindah ke lingkungan mereka. Suatu lahan disediakan keluarga Plaster bagi keluarga Aliprandi untuk membangun rumah.
              
    "Ini yang seharusnya terjadi," kata Adelson Plaster, orang tua asuh Elton, kepada stasiun televisi Globo TV. "Kami semua kini tinggal bersama dan saya merasa memiliki dua putra yang tinggal dan bekerja bersama," lanjut Adelson.
    Dimas dan Elton pun sama-sama merasa mendapat berkah dari situasi yang mengejutkan itu. "Tidak semua orang bisa berkata punya dua ayah dan dua ibu yang tinggal bersama-sama," kata Dimas. (Associated Press)